Sunday, January 23, 2011

Geliat Hati Untuk Menulis

sedikit mengantuk, sedikit malas, sedikit menunda...besok-besok sajalah.
Akhirnya bertumpuk-tumpuk alasan-alasan yang semakin membuat tangan ini enggan meggoreskan geliatnya
sudah ada bayangan, baru saja dapat inspirasi tentang burung " eh, ga bawa kertas ma bolpen, tar ja deh nulis". Alih-alih tidak membawa alat tulis, akhirnya tak jadi menulis. menumpuk lagi di dalam kepala. Besoknya lagi, wisata malam meuju kampung halaman atas kerinduan pada hati damai yang telah pergi selamanya, pun tak jua kusambut banyak cerita yang terekam dibenak itu. Kala berada pada bis yang melaju cepat tengah malam, duduk ditepi pintu, semiuk angin yang menerpa jalanan, merasuk pada belulang-belulang yang menggigil senja kelam itu. Hufthh.....

sepi, kadang hati ini sulit sekali untuk kubimbing pada apa yang harusnya kujalani,
Deadline nulis laporan dan menyelesaikan Tugas esok hari, kupampang pada Buku tebal coklat yang mereka sebut "primbon"ku, namun esok hari tlah tiba belum usai juga kurampungkan laporan-laporan itu. Masih menumpuk, hendak menggeliat untuk bangun dan bergegas mengusaikan lembar-lembar kosong itu dengan penuh gurat kata. Tapi apa daya, belum mampu mengendalikan mood, just let'it flow with my feeling. Huhuhuhu, tapi gak baik ternyata,.....harus berusaha keras untuk tidak bungkam pada ego yang meminta diri hanya memangku tangan dan membiarkan hati bergelayut manja pada sepi,,


Adakalanya bergantung pada sunyi hati, kali ini perlu motivasi, inspirasi
Padahal banyak kata menumpuk di sini..
Apa gunanya bakat tanpa realisasinya
Apa gunanya ide tanpa disampaikan
Apa gunanya Kata tanpa diucapkan
Apa gunanya Ucapan yang berhamburan tanpa kenyataan

Apa gunanya pengetahuan tanpa dituliskan
Tak ada gunanya menyimpan untuk diri sendiri
Mari menulis,,,

Niat...niat...niat.....
Mulai,,mulai...mulai....
Nulis,,nulis,,nulis,,,,

Semangat..semangattt.....

Hidupkan lagi Obsesi yang hibernasi selama hampir 4 tahun,,,,,,

Let's go and Do It, Mun!!!!!!!!

Saturday, January 22, 2011

Hati Seorang wanita

kembali menepikan hati pada malam yang larut
Berkaca pada sepotong hati wanita yang mempesona
bahwa hati wanita begitu lembutnya
hingga kadang tak menahu apa yang ia mau
Menangis pada harap rasa yang tak pasti

Mengaduk hangat ragam bahasa dalam pola-pola makna
Sesak pada hati yang mengekang seikat kata
Terpikat pada lentera yang merona, pada kelam yang menggigil,,,

Entahlah
aku sendiri bingung apakah yang hendak kutulis
apakah yang hendak kuungkap
semuanya berbaur jadi satu
yang pasti
rasa yang ada dalam hati ini tak bisa disalahkan
sepotong hati yang mencinta dua hati yang berbeda
atau sepotong hati yang mencinta hati seorang anak adam yang telah terpikat kembang setaman
Ataukah seorang sahabat yang mencinta sahabatnya sendiri

Malam ini
ada banyak hati yang tengah resah
yang mencoba menolak air mata untuk tidak jatuh membasahi pipi
atau mencoba tegar pada badai yang memporakporandakan hatinya yang selembut sutra

Hanya wanita-wanita tangguh yang mampu tersenyum dalam perih hatinya
Hanya wanita-wanita yang berhati suta yang mengikhlaskan lara hati untuk cinta yang sedang mengepak bukan atas dirinya
Hanya kami para wanita yang menahu hati kami

dan Hanya seorang anak adam sejati yang Tangguh dan Penuh Kasih yang mampu memperoleh hati seorang Wanita tanggug seperti ibu yang tak mengenal lelah membuka matanya pada kelam malam tangis bayinya yang dahaga Cinta

Sepotong hati yang resah ini tengah belajar mengendalikan kelemahan itu dengan semangat untuk selalu mengerjakan hal-hal yang produktif dan berguna...

Para Wanita
Mari Tunjukkan bahwa kita memang pantas untuk dimiliki oleh pria yang mencintai kita sepenuh hati....

Saturday, January 15, 2011

Berada pada logika hati yang tak sempurna..

Kembali lagi ….
Pada rintih hati yang selalu saja seperti ini…
Terasa perih
Sedikit-sedikit menetes peluh pedih
Rasanya mengulu hati
Menikam tajam hingga menggapai belulang

Hanya inginku berbagi
Hanya inginku tuk sebentar saja menitipkan hati ini pada pundak kokoh yang mampu mendamaikan rintik hati yang semakin deras
Tapi belum ada…
Tapi belum jua kujumpa…

Ketika semua dating untuk berbagi
Tapi ke mana pula dan kepada siapa pula kubagi…

Ternyata memang tak ada siapa-siapa
Hanya ada Alloh
Illahi Rabbi yang tak pernah lekang dariku
Mesti kadang ku lupa
Khilaf dan tak mengingatnya